Hal tersulit yang perlu orang-orang dewasa (baca: yang usianya sudah mencapai 25 tahun) lakukan adalah bagaimana tetap in-touch dengan inner child-nya. “Hah? Sudah usia 25 tahun malah disuruh untuk bisa terhubung dengan sisi inner child? Apa malah ga jadi childish nantinya?”. Well, bisa iya dan bisa tidak untuk kaitannya menjadi childish. Kenapa? Karena yang dimaksud dengan terhubung ke sisi inner child itu lebih untuk membangkitkan memori akan curiosity, imagination, dan playfulness.
Banyak orang dewasa yang lupa kalau dalam perjalanan menjadi dewasa dan juga tua (ini fakta), kita semuanya pernah menjadi anak-anak. Walaupun banyak yang menjalaninya bukan selayaknya seorang anak menjalani kehidupan masa kecilnya seperti bermain dan exploring. Ada beberapa anak yang sudah bekerja (bahkan secara fisik) untuk bisa membantu ayah-ibunya mencari segenggam nasi.
Sehingga, saat kita beranjak dewasa, ada bagian dari diri kita yang “missing“. Dan mungkin akan ada beberapa sikap kita yang keluar (sebagai respon), unconsciously, seperti anak kecil walaupun kita tidak berniat bersikap seperti itu.
Memangnya penting ya untuk tetap terhubung dengan sisi inner child kita ini? Tentunya. Anak-anak kecil itu kalau lagi penasaran bisa lupa makan bahkan keasyikan sendiri dengan apapun yang lagi jadi perhatiannya. Sedangkan saat kita dewasa seperti ini, kapan terakhir kali kita penasaran seperti itu? Bisa dibilang terakhir kali lagi naksir cewe or cowo dan berusaha dapetin namanya (klasik kan!) hahahahahaha. Padahal, seandainya kita bisa penasaran dan asyik sendiri menyelsaikan sebuah masalah (baca: problem solving), bukankah kontribusi kita ini bisa membantu banyak orang nantinya?
Hal ini berlaku sama untuk imajinasi dan juga playfulness – konon terlalu serius menanggapi tantangan kehidupan malah bikin stress dan mudah sakit! Jadi, perlu banget menggunakan imajinasi juga sisi playfulness walaupun kita sudah dewasa. Anggap saja kita lagi experiencing something from different perspective. It would be awesome!
Semoga setelah membaca tulisan ini kalian jadi berpikir untuk mencoba in touch dengan inner child kalian ya!? Jika iya, semoga ada sebuah inovasi dan juga penemuan-penemuan baru yang bisa bantu meningkatkan kualitas hidup kita bersama.