Okay…

So today, I follow my intuition dan end up duduk di sebuah cafe dengan buku baru yang entah kenapa menarik perhatian. Sedang menikmati kata demi kata sampai datang seorang pria, mid 20-ish probably, yang dengan reluctant menyapa pria yang sedari tadi asik doodling dengan iPad-nya di sebelah kiri ku.

I was guessing that the man di meja sebelah ini seseorang entrepreneur wanna-be sewaktu dia memperhatikan ku saat aku mengorder minuman. Tebakkan ku ini terkonfirmasi dengan datangnya pria ini – aku mengetahuinya dari pembicaraan yang mereka lakukan.
~ gak bermaksud menguping, mereka bicara cukup loud untuk bisa ku dengarkan.

Yang menarik perhatianku adalah body language dari kedua pria ini. Si entrepreneur wanna-be ini terlihat dominan dan sedikit mengintimidasi, less he knew kalau lawan bicaranya pun menunjukkan kalau he’s not interested. Something is bothering him.

I knew that body language bukan hal yang mudah untuk di pick up. But it surely giving you a sign tentang bagaimana message yang dirimu sampaikan dapat diterima dengan baik atau tidak oleh receiver. Dan kalau pun masih ada mental block dari receiver, semakin cepat sender menyadarinya, memahaminya dan memilih untuk menjadi pendengar terlebih dahulu, menurut ku keberhasilan menjual produk bahkan deal kerjasama bisa diraih ketimbang membiarkan block itu tetap ada selama diskusi berlangsung.